Rabu, Mei 17, 2023

Rezeki Tak Terduga, Anak Petani Ditolak PTN Tapi Diterima di 13 Kampus Top Dunia, Ini Kisahnya

Rabu, Mei 17, 2023 Posted by Ganesha No comments

 


Rezeki tak terduga datangnya, itulah kalimat yang tepat menggambarkan apa dialami pemuda bernama Khaidar Khamzah.

Khaidar Khamzah merupakan salah satu siswa yang cukup berprestasi di Indonesia.

Namun, nasibnya tak mujur saat mendaftar di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).



Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Rezeki Tak Terduga, Anak Petani Ditolak PTN Tapi Diterima di 13 Kampus Top Dunia, Ini Kisahnya.


Meski ditolak di kampus dalam negeri, Khaidar tak menyerah dan mencoba daftar di kampus luar negeri.

Hasilnya di luar dugaan, Khaidar diterima di 13 kampus top dunia.


Khaidar adalah anak seorang petani asal desa Jatimakmur, Brebes, Jawa Tengah.

Ia menceritakan kisahnya saat hadir dalam acara FYP di Trans7

.

"Iya mungkin qadarullah bukan rezeki saya ya untuk melanjutkan di dalam negeri, karena memang sebelumnya ketika saya kelas 11, saya telah mengikuti program persiapan dari kemendikbud untuk melakukan study approach.

Jadi pada saat itu, kita tetap diberi kesempatan untuk mendaftar di dalam negeri, namun qadarullah saya enggak lolos," kata Khaidar.


Khaidar memutuskan untuk masuk di University of Toronto dengan program beasiswa.

Ia mengambil jurusan ekonomi di universitas top tersebut.


"Saat ini saya telah diterima di University of Toronto untuk program beasiswa Indonesia Maju karena setelah saya compare dari universitas yang menerima saya, rangking tertinggi ada di University of Toronto untuk program ekonomi," ungkapnya.


Meski berkuliah di luar negeri, tapi Khaidar berkeinginan untuk memajukan Indonesia.


Ia bercita-cita menjadi ekonom agar bisa ikut serta dalam membangun perekonomian negara kelak.


"Cita-citanya saya sendiri pengin jadi ekonom di Indonesia, saya ingin berkontribusi untuk pembangunan ekonomi di Indonesia," ujar Khaidar.


Khaidar sudah menorehkan prestasi, baik di Tanah Air ataupun kancah internasional.

Sederet kompetisi pernah dijuarainya.



"Kebetulan saya juga siswa yang cukup aktif di sekolah, jadi saya sering mewakili sekolah untuk mengikuti kompetisi di tingkat regional, nasional, atau internasional," katanya.


"Untuk kompetisi yang pertama alhamdulillah saya dapat medali emas pada kejuaraan robotic tingkat nasional, pada saat itu saya buat robot mobile yang diprogram. Terus dilanjutkan ke tingkat Asia Tenggara, waktu itu di Singapura, namun karena COVID-19 dilaksanakan secara virtual, tapi alhamdulillah saya mendapatkan medali perunggu. Terus terakhir dari tingkat internasional di Korea Selatan, alhamdulillah saya dapat medali perunggu untuk kategori kreatif." ujar Khaidar.

0 comments:

Posting Komentar